Loading...
Sebelum melaksanakan kewajiban ibadah puasa, umat muslim hendaknya memahami rukun dan syarat sah puasa Ramadhan secara menyeluruh. Tujuannya, supaya ibadah puasa yang dijalankan sah dan sesuai dengan syariat Islam.
Simak artikel berikut ini untuk memperoleh informasi mengenai rukun dan syarat puasa Ramadhan selengkapnya!
Sebelum mengetahui syarat sah puasa Ramadhan, umat muslim perlu memahami 2 rukun puasa Ramadhan sebagai berikut.
Meski terlihat sepele, niat adalah pijakan utama dalam ibadah puasa Ramadhan. Tanpa niat, puasa seorang hamba menjadi tidak sah dan sia-sia.
Pada praktiknya, umat muslim dapat membaca niat puasa Ramadhan dalam hati maupun secara lisan. Seseorang dapat melafalkan niat puasa Ramadhan mulai dari masuknya waktu maghrib hingga sebelum fajar (shubuh) tiba. Berikut contoh niat puasa Ramadhan yang lazim umat muslim ucapkan.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”
Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa Ramadhan wajib umat muslim lakukan, demi tercapainya akhlak yang mulia serta jiwa yang bersih. Rukun puasa ini mencakup godaan makanan, minuman, hubungan seksual, dan perbuatan tercela mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Baca Juga: 11 Larangan Saat Puasa Wajib dan Sunnah yang Harus Dihindari
Berikut 7 syarat puasa pada bulan Ramadhan yang wajib umat muslim ketahui.
Secara mutlak, hanya orang yang beragama Islam yang sah menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Kewajiban puasa Ramadhan bagi umat muslim ini tertuang dalam firman Allah Swt. pada Surat Al-Baqarah ayat 183.
اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”
Baligh atau dewasa artinya sudah cukup umur untuk dikenakan kewajiban menjalankan puasa Ramadhan. Adapun, tanda baligh pada laki-laki yaitu mengalami mimpi basah atau keluarnya air mani dari kemaluan, baik dalam keadaan tidur maupun terjaga, menurut laman Baznaz.
Sementara itu, batasan umur baligh bagi perempuan yaitu saat mereka mengalami menstruasi. Jika laki-laki dan perempuan belum mengalami tanda pubertas tersebut, maka batas masa baligh yaitu umur lima belas tahun.
Dalam praktiknya, anak-anak memang tidak ada kewajiban untuk menjalankan puasa-puasa wajib. Namun, orang tua wajib melatihnya untuk berpuasa sebagai tanda pengenalan saat mereka telah menginjak usia tujuh tahun.
Bahkan, jika anak-anak sudah berusia sepuluh tahun dan tidak mau melaksanakan puasa, maka orang tua bisa memberikan sanksi yang ringan.
Selain baligh, syarat sah ikut puasa ramadhan yaitu harus mempunyai akal sekat. Seorang muslim yang telah kehilangan akal sehat atau tidak memiliki kesadaran penuh, seperti gangguan jiwa, mabuk, dan sedang menderita penyakit ayan sepanjang hari, tidak wajib untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Aturan puasa berlaku bagi umat muslim yang sudah dewasa atau sehat secara fisik. Fakta tersebut selaras dengan sabda Rasulullah saw dalam HR. Abu Daud dan Ahmad berikut ini.
رُفِعَ اْلقَلَمُ عَنْ ثَلَاثٍ عَنْ النّائِمِ حَتّى يَسْتَيْقِظُ وَعَنِ اْلمَجْنُوْنِ حَتّى يُفِيْقَ وَعَنِ الصَّبِىِّ حَتَّى يَبْلُغَ
Artinya: Hukum (puasa) tidak berlaku atas tiga orang: anak kecil hingga dia baligh (dewasa), orang gila hingga dia waras, dan orang tidur hingga dia bangun."
Namun, apabila seorang muslim tersebut mabuk secara sengaja, ia wajib untuk mengganti (qadha) puasa Ramadhan di hari-hari sebelumnya, karena telah ada kelayakan yang penuh untuk berpuasa, tanpa adanya penghalang.
Sebagai informasi, puasa Ramadhan berarti sah jika umat muslim menunaikannya pada waktu yang telah ditentukan dan tidak sah apabila dilakukan pada hari-hari yang haram untuk berpuasa. Maka dari itu, umat muslim penting untuk mengetahui awal bulan Ramadhan, demi keabsahan ibadah puasa.
Adapun, cara mengetahui awal bulan Ramadhan yaitu dengan melihat hilal secara langsung atau melalui perantara saksi yang terpercaya. Jika hilal tidak terlihat, maka penentuan awal bulan Ramadhan dengan menghitung bulan Syaban menjadi 30 hari, menurut HR Imam Bukhari.
Baca Juga: Hukum Puasa saat Hamil Muda Menurut Islam dan Tipsnya
Syarat sah puasa Ramadhan yang berikutnya yaitu umat muslim harus mampu dan kuat untuk berpuasa. Ini karena puasa Ramadhan dimulai sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari, sehingga seseorang harus bertumpu pada kekuatan dan kemampuan diri untuk dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan baik.
Bagi orang yang tengah sakit, jompo, atau lemah secara fisik, tidak wajib untuk berpuasa. Meski begitu, mereka wajib mengganti puasa Ramadhan di lain waktu, membayar fidyah, atau memberi makan orang miskin, menurut firman Allah Swt, di surah Al Baqarah:184.
Dalam Islam, umat muslim yang sedang dalam perjalanan jauh (musafir) boleh untuk tidak melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan syarat-syarat tertentu menurut para ulama, sebagai berikut:
Lalu, musafir juga boleh meninggalkan puasa Ramadhan jika terdapat kondisi yang menyulitkan diri sendiri, seperti macet panjang, antrian transportasi, atau bahkan lelah secara fisik dan mental. Meski ada keringanan, seorang musafir wajib mengganti puasa di luar bulan Ramadhan, sebelum Ramadhan tahun berikutnya.
Syarat sah dan wajib puasa Ramadhan yang terakhir adalah suci dari haid dan nifas. Menurut kesepakatan ulama’, wanita muslim yang sedang dalam kondisi haid atau menjalani masa nifas tidak sah untuk berpuasa dan wajib menggantinya setelah bulan Ramadhan.
Bahkan, puasa wanita yang datang haid pada detik terakhir sebelum berbuka juga batal. Dasar aturan ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA sebagai berikut.
"Kami (wanita yang haid atau nifas) diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat." (HR. Muslim).
Baca Juga: 5 Perbedaan Darah Haid dan Istihadhah serta Pengaruhnya pada Ibadah
Sebagai pondasi agama Islam, puasa merupakan wujud ibadah dan tanda cinta kepada Allah Swt. Maka dari itu, puasa tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus mengikuti aturan yang ada.
Dengan menjalankan rukun dan syarat puasa secara benar, umat Islam akan mendapat keutamaan berupa pahala yang sempurna dan puasanya menjadi sah.
Baca Juga:
2 Desember 2024
4 Januari 2025
4 Januari 2025
1 Februari 2025
3 Februari 2025