Loading...
Banyak orang tidak menyadari bahwa perbuatan kecil bisa membawa dampak besar yang berlanjut, bahkan setelah ia meninggal dunia. Dalam ajaran Islam, ada istilah amal jariyah, yaitu pahala yang terus mengalir berkat kebaikan yang ditinggalkan. Namun, ada juga dosa jariyah artinya dosa yang terus mengalir akibat perbuatan buruk.
Agar terhindar dari dosa yang terus mengalir, Anda sebagai seorang Muslim perlu memahami definisi dan contohnya serta mengetahui bagaimana cara menghapus dosa jariyah. Artikel ini akan memberikan informasi lengkap tentang amal jariyah untuk Anda!
Dosa jariyah artinya dosa yang terus mengalir akibat perbuatan buruk, bahkan setelah meninggal dunia. Meskipun sudah tidak melakukannya lagi, dosa jariyah akan terus mengikuti selama masih ada orang yang mendapatkan dampak dari perbuatan buruk tersebut.
Sebenarnya, istilah dosa jariyah tidak dijelaskan secara langsung dalam Al-Qur’an. Namun, dalam Al-Qur’an Surah Yasin ayat 12, Allah SWT berfirman:
اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ
Innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai`in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn.
Artinya:
“Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami (pulalah) yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz).”
Selain itu, hadis riwayat Ahmad juga menjelaskan bahwa dosa jariyah artinya seseorang yang melakukan perbuatan buruk akan menanggung dosanya sendiri sekaligus dosa orang lain yang mengikuti perbuatan tersebut hingga hari kiamat.
Berdasarkan definisi di atas, terlihat bahwa dosa jariyah artinya dosa yang harus dihindari oleh setiap Muslim. Agar hidup Anda tidak salah arah, ketahui beberapa contoh dosanya berikut ini.
Berdasarkan hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Barangsiapa yang memprakarsai suatu keburukan dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa keburukan itu sendiri sekaligus dosa orang yang meniru perbuatannya, tanpa berkurang sedikitpun dosa-dosa mereka”. (HR. Muslim)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa seseorang yang menjadi pelopor suatu dosa akan menanggung dosanya sendiri, ditambah dosa orang lain yang mengikuti perbuatannya. Bahkan tanpa secara langsung mengajak orang lain, tindakan tersebut bisa menjadi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan dosa serupa.
Rasulullah SAW juga menegaskan hal ini dalam HR Ahmad bahwa:
“Tidak satupun jiwa yang terbunuh secara dzalim melainkan anak Adam yang pertama ikut menanggung dosa pertumpahan darah itu karena ialah orang pertama yang mencontohkan pembunuhan”. (HR. Ahmad)
Hadis riwayat Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah menyebutkan bahwa seseorang yang mengajak orang lain kepada kesesatan akan menanggung dosanya sekaligus dosa orang yang mengikuti ajakannya. Dosa ini terus berjalan bahkan setelah kematian, selama orang lain masih melaksanakan keburukan yang ia ajarkan.
Tidak hanya pelaku dosa langsung, orang yang menyediakan fasilitas atau sarana untuk mempermudah dosa juga mendapatkan dosa jariyah. Contohnya adalah menyediakan alat, tempat, atau peluang yang memungkinkan orang lain melakukan perbuatan dosa.
Menyebarkan pemahaman yang menyimpang, seperti aliran sesat, syirik, bid’ah, atau ide-ide yang bertentangan dengan ajaran Islam, juga termasuk dosa jariyah. Tindakan ini juga mencakup memusuhi dakwah tauhid dan sunnah yang dapat menyesatkan banyak orang.
Di era digital, menyebarkan berita palsu atau hoax juga termasuk dosa jariyah. Bahkan jika seseorang hanya meneruskan informasi yang belum tentu benar, ia tetap menanggung dosa.
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujaraat ayat 6, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk melakukan tabayyun atau memverifikasi kebenaran suatu informasi sebelum menyebarkannya. Selain berita palsu, membagikan konten yang melanggar syariat, seperti video tidak senonoh, foto tidak menutup aurat, atau ujaran kebencian, juga termasuk dosa jariyah.
Baca Juga: 10 Keutamaan Membaca Al-Qur'an: Hidup Jadi Berkualitas
Banyak yang bertanya-tanya apakah dosa jariyah bisa diampuni? Sederhananya, Allah SWT, yang Maha Pengampun, memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertobat selama masih hidup. Anda bisa melakukan beberapa cara berikut ini.
Taubat nasuha adalah bentuk pertobatan yang dilakukan dengan hati yang tulus, penuh keikhlasan, dan komitmen untuk tidak mengulangi dosa yang sama. Pertobatan ini harus Anda lakukan semata-mata karena Allah SWT, tanpa ada alasan duniawi apa pun.
Melalui taubat ini, tidak hanya dosa jariyah yang diampuni, tetapi juga semua dosa lain, termasuk dosa kecil yang pernah Anda lakukan. Namun, jika dosa berkaitan dengan hak orang lain, maka ada dua langkah tambahan yang perlu Anda lakukan.
Pertama, meminta keridhaan dari pihak yang Anda rugikan, dan kedua, menunaikan kewajiban atau mengganti hak orang tersebut. InsyaAllah dosa-dosa Anda akan terampuni.
Apakah taubat nasuha saja cukup? Jawabannya adalah tidak. Seorang Muslim yang sungguh-sungguh bertobat harus menunjukkan penyesalan mendalam dan berusaha memperbaiki diri agar tidak mengulangi dosa tersebut. Langkah ini tidak hanya terkait dengan hubungan kepada Allah SWT, tetapi juga kepada diri sendiri dan sesama.
Contohnya, jika dosa terjadi akibat menyebarkan berita palsu atau ujaran kebencian di media sosial, maka tindakan pertama yang harus Anda lakukan adalah menghapus konten tersebut. Jika Anda tidak menghapusnya hingga meninggal, dosa tersebut akan terus mengalir.
Cara menghapus dosa jariyah yang terakhir adalah menggantinya dengan melakukan amal jariyah. Dosa jariyah artinya dosa yang terus mengalir, tetapi amal jariyah juga memiliki sifat yang sama, yakni mendatangkan pahala yang terus mengalir. Contoh amal jariyah adalah sedekah, menyebarkan ilmu bermanfaat, dan doa anak sholeh.
Baca Juga: Keutamaan Sedekah Menurut Al-Qur’an dan Hadis
Intinya, dosa jariyah artinya dosa yang terus mengalir akibat perbuatan yang memberikan dampak buruk secara berkelanjutan, bahkan setelah pelakunya meninggal dunia. Untuk menghindari hal ini, Anda perlu memahami bahwa segala tindakan, baik lisan maupun perbuatan, memiliki konsekuensi.
Menyebarkan kebaikan dan menjaga diri dari hal-hal yang merugikan orang lain adalah langkah utama untuk menghindari dosa jariyah. Dengan kesadaran ini, Anda bisa lebih bijak dalam bertindak dan terus berusaha memperbaiki diri demi mendapatkan keridhaan Allah SWT.
Baca Juga:
2 Desember 2024
4 Januari 2025
4 Januari 2025
1 Februari 2025
3 Februari 2025