Loading...
Sejauh mana Anda mengetahui tentang tokoh penyebar agama Islam di Indonesia dalam mengembangkan ajaran Islam? Faktanya, banyak tokoh penyebar agama Islam di Indonesia dan perannya yang penting dalam mengajarkan tentang Islam kepada masyarakat terdahulu.
Tanpa peran dari para tokoh tersebut, mustahil jika agama Islam bisa menyebar seperti ini di Indonesia. Dengan demikian, mari perdalam pengetahuan tentang siapa dan bagaimana peran para tokoh penyebar ajaran Islam tersebut.
Indonesia yang terdiri dari banyak provinsi dan pulau menjadikan negara ini sebagai negara yang luas dengan wilayah-wilayah berbeda. Oleh sebab itu, terdapat tokoh-tokoh yang fokus untuk menyebarkan Islam di berbagai wilayah di segala penjuru Indonesia. Siapa sajakah mereka?
Sultan Malik Al Saleh merupakan sultan pertama bagi kerajaan Islam pertama yang terletak di Sumatera, yaitu Kerajaan Samudra Pasai. Selama masa pemerintahan Sultan Malik Al Saleh pada tahun 1270 hingga 1297, beliau sukses mengenalkan agama Islam di sekitar wilayah Samudra Pasai.
Sebagai seorang pemimpin pertama dari Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Malik Al Saleh menggunakan sistem pemerintahan sesuai ajaran Islam. Beliau membangun Samudra Pasai dengan sistem politik musyawarah Islam dan pengembang sistem ekonomi secara Islami.
Selain itu, Sultan Malik Al Saleh sebagai tokoh penyebar agama Islam di Indonesia memiliki kemampuan untuk membaca Al-Quran pada abad ke-13. Kemampuan yang jarang dimiliki orang lain pada saat itu menjadi kunci utama untuk menyebarkan agama Islam dan menjadi guru untuk banyak ulama di Indonesia.
Ulama-ulama yang telah mengabdi dan mencari ilmu di Samudra Pasai akan dikirim ke pulau Jawa. Adapun beberapa ulama belajar mengenai Islam di Kerajaan Samudra Pasai seperti Syekh Yusuf dan Wali Songo.
Sultan Malik Al Saleh meninggalkan warisan berupa pengetahuan Islam yang terus berkembang hingga saat ini. Bahkan, nisan dari makam Sultan Malik Al Saleh menjadi salah satu peninggalan bernilai Islami. Bentuk dan keindahannya menjadi salah satu bukti peradaban Islam berkembang pada masa itu.
Pembelajaran agama Islam di Samudra Pasai membawa dampak besar hingga melahirkan tokoh-tokoh penting agama Islam pada abad ke-14, yaitu Wali Songo. Tetapi, terdapat kontroversi tentang dasar nama Wali Songo dengan jumlah asli wali yang sebenarnya.
Beberapa sumber menyebutkan jumlah wali lebih dari 9 karena tokoh penyebar agama Islam di Indonesia tidak hanya 9 ulama tersebut. Kontroversi ini hadir karena menurunnya skala pengetahuan tentang Bahasa Kawi yang berguna untuk meneliti sejarah adanya Wali Songo.
Meskipun demikian, masyarakat Indonesia meyakini bahwa jumlah wali tepat ada sembilan. Kesembilan wali utama tersebut adalah sebagai berikut.
Kesembilan tokoh penyebar agama Islam di Indonesia tersebut menggunakan metode yang beragam dan menjadi ciri khas dari masing-masing wali. Fokus utama mereka adalah menyebarkan agama Islam melalui kesenian, kegiatan sehari-hari, dan pengembangan tradisi dengan selingan ajaran Islam.
Metode tersebut digunakan oleh para wali sebagai solusi terbaik untuk merangkul masyarakat agar bisa menjadi lebih dekat dan berminat belajar Islam. Selain itu, target para wali sangat luas, mulai dari rakyat kasta bawah hingga kalangan atas.
Selanjutnya, seorang raja dari Kerajaan Gowa yang terletak di Sulawesi Selatan, Sultan Alaudin. Sultan Alaudin merupakan sultan pertama dari Kerajaan Gowa yang memeluk Islam dan sukses menarik para pejabatnya untuk masuk Islam.
Dengan keputusan Sultan Alaudin untuk memeluk Islam, banyak sekali pengorbanan yang harus dikerahkan Kerajaan Gowa. Hal ini terjadi karena banyak kerajaan lain yang tidak ingin mengikuti kepercayaan Sultan Alaudin untuk memeluk Islam.
Sebagai tokoh penyebar agama Islam di Indonesia, Sultan Alaudin menyatakan bahwa semua pemimpin kerajaan dalam taklukan Kerajaan Gowa wajib mengikuti ajaran Islam. Tetapi, hal ini mengundang perang Islam karena kerajaan-kerajaan tersebut menolak keputusan Sultan Alaudin.
Melalui perang Islam, Kerajaan Gowa berhasil menaklukkan kembali kerajaan-kerajaan tersebut dan menerima Islamisasi di wilayah mereka. Dengan begitu, Kerajaan Gowa mampu ekspansi kekuasaan hingga ke Kerajaan Bone untuk menyebarkan ajaran Islam.
Meskipun Sultan Alaudin berambisi besar untuk menyebarkan ajaran Islam di tanah Bugis, namun beliau tidak melarang agama lain untuk membangun tempat ibadahnya sendiri. Maka, kala itu ada gereja-gereja yang berdiri kokoh selama kepemimpinan Sultan Alaudin.
Baca Juga:
Selain itu, adapun tokoh penyebar agama Islam di Indonesia yang sukses melakukan Islamisasi di wilayah Kerajaan Kutai, Datuk Tunggang Parangan namanya. Datuk Tunggang Parangan untuk pertamanya datang ke Kerajaan Kutai dengan tujuan untuk melakukan dakwah Islam.
Bersama dengan Datuk ri Bandang, Datuk Tunggang Parangan menghadap kepada Raja Kutai Kartanegara untuk menjelaskan tentang Islam. Melalui dakwahnya, petinggi-petinggi Kerajaan Kutai tertarik untuk belajar Islam lebih dalam.
Kemudian, Raja Mahkota membangunkan sebuah tempat ibadah untuk Datuk Tunggang Parangan dan Datuk ri Bandang sebagai fasilitas untuk menyebarkan Islam. Di langgar atau musala tersebut, Datuk Tunggang Parangan terus gigih untuk mengajarkan Islam hingga Raja Mahkota akhirnya memeluk agama Islam.
Kesuksesan Datuk Tunggang Parangan sebagai tokoh penyebar agama Islam di Indonesia ditandai dengan semakin banyaknya pengikut Islam di Kutai Kartanegara. Beliau terus eksplor daerah lain sekitar Kerajaan Kutai hingga mampu melakukan islamisasi semua wilayah Kerajaan Kutai.
Islam telah menjadi agama mayoritas masyarakat Indonesia. Hal ini tidak jauh dari perjuangan para tokoh penting yang berambisi besar untuk terus menyebarkan ajaran Islam. Pun mereka menggunakan metode pembelajaran Islam yang beragam dan mudah diterima oleh kalangan masyarakat.
Wali Songo menjadi sekelompok tokoh penyebar agama Islam di Indonesia yang sudah banyak orang tahu. Tetapi, ada pula tokoh lain yang memiliki peran penting seperti Sultan Malik Al Saleh, Sultan Alaudin, dan Datuk Tunggang Parangan. Tanpa tokoh-tokoh seperti mereka, Islam akan sulit untuk berkembang di Indonesia.
Selain kemampuan para tokoh yang sangat kreatif dan inovatif untuk mengajarkan agama Islam, cara berpakaian mereka juga menjadi sorotan. Contohnya, bagaimana Wali Songo digambarkan selalu menggunakan sorban dengan ciri khas mereka.
Selain sorban, sarung menjadi elemen penampilan bagi para lelaki yang tidak kalah penting. Sarung Mangga hadir dengan pilihan motif yang menarik, khususnya pada koleksi Sarung Tenun Mangga Classy. Selain itu, terdapat potongan harga lebih dari 50% untuk setiap pembelian produk Sarung Mangga. Jangan sampai kehabisan!
2 Desember 2024
4 Januari 2025
4 Januari 2025
1 Februari 2025
3 Februari 2025